menularkan galau (2)

20 Jan 2012



Waktu SMA dulu, saya sama temen-temen punya semacam "markas". Tiap istirahat, kami ke kantin beli mi ayam atau batagor, terus makannya di depan ruang multimedia yang ada di lantai atas dari lab bahasa. Pokoknya mah tiap istirahat, kita yang ngisi. Gak ada pihak lain yang nangkring di situ selain kita.

Pas ujian nasional dan ingar bingar keriweuhannya selesai, saya sama temen-temen jadi jarang ke sekolah. Dan ketika pada suatu hari kami memutuskan untuk ketemu di sekolah, apa yang kemudian kami temukan? Ada adik kelas yang nangkring di "markas" kami!

Kami gak bisa ngapa-ngapain sih... Lha wong itu gedung sekolahan. Ya semua siswa boleh make dong?

Tapi tetep aja sedih. Tempat yang biasanya jadi tempat kita berteduh, tiba-tiba diisi sama orang asing dan kita jadi gak bisa ikut diem di situ gara-gara obrolan dan "inside joke"-nya beda. (Si adik kelas jelas gak akan ngerti kenapa kami ketawa-ketawa sambil teriak "Dor! Dor! Dor! Lalala...")

Dan sekarang perasaan semacam itu terulang. Tapi dalam hal yang berbeda. Saya sedih...

Posting Komentar

Sila berkomentar :)